BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK
KEPEMIMPINAN
|
A.
Upaya Meningkatkan Kompetensi Kewirausahaan Melalui
Kerja Keras dalam Penataan Lingkungan Sekolah.
1. Deskripsi
Hasil AKPK
Setelah penulis mengisikan jawaban
hasil tes, dari beberapa pertanyaan yang diajukan mengenai kompetensi kepemimpinan,
digambarkan dengan grafik individu,dan kesimpulan hasil pemetaan calon kepala
sekolahdari lima kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah diperoleh nilai
yang paling lemah dalamAnalisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK),terdapat
pada kompetensi kewirausahaan yang disimpulkan bahwa penulis memiliki
pengalaman dalam meningkatkan keingintahuan warga sekolah dalam pengetahuan dan
keterampilan melalui kerja keras dan semangat pantang menyerah yang cukup.
Untuk meningkatkan kompetensitersebut
di atas, penulis melakukan upaya peningkatkan
kompetensi kewirausahaan melalui kerja keras dalam penataan lingkungan sekolah.
Kondisi nyata lingkungan sekolah di SMA Negeri Jatinangor belum tertata dengan
baik, dibuktikan dengan masih belum teraturnya lingkungan yang bersih, rapih,
aman dan nyaman.
Lingkungan sekolah yang
terkesan belum tertata dengan rapih nampaknya membawa pengaruh terhadap
kesehatan warga sekolah,seperti ruangan kelas yang kotor, halaman yang tidak
bersih dan sejuk, belum rindangnya lingkungan sekolah, saran/ prasarana yang belum
memadai (alat-alat kebersihan, tempat pembuangan sampah dan air bersih yang
tidak cukup), keamanan sekolah yang belum tertib semuanya perlu dilakukan
penataan oleh seluruh warga sekolah melalui kerja keras serta lokasi SMA Negeri
Jatinangor berada di tengah lingkungan
masyarakat yang kurang mendukung karena latarbelakang tertentu sehingga
menambah ketidaknyamanan warga sekolah.
2.
Tahapan Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi
Kewirausahaan MelaluiKerja Keras dalam Penataan Lingkungan Sekolah.
a) Persiapan
Pada tahap persiapan langkah
pertama yang dilakukan penulis adalah menghubungi kepala sekolah untuk
konsultasi dan diskusi tentang penataan lingkungan sekolah sehat. Setelah
mendapatkan persetujuan dan respon
positif dari kepala sekolah eselanjutnya melakukan sosialisasi mengenai sekolah
sehat terhadap warga sekolah, membuat rencana program sekolah sehat, dan
melaksanakan program sekolah sehat sesuai dengan rencana tindak kepemimpinan
yang sudah disetujui oleh pembimbing dari LP2KS, dan terakhir dilakukan
monitoring dan evaluasi sekolah sehat.
b) Pelaksanaan
Kegiatan tindak kepemimpinan yang
dilakukan penulis dalam menata lingkungan sekolah sehat, dilaksanakan setiap
hari kecuali hari libur selama sepuluh hari sebelum masuk kelas yang dimulai
dari tanggal27 Agustus s/dtanggal 6 September
2012 dengan terlebih dahulu diberi pengarahan yang diikuti seluruh warga sekolah dengan jumlah
813 siswa, 24 guru sebagai wali kelas
masing-masing, wakasek, komite dan kepala sekolah sebagai pemantau. Pelaksanaan
kegiatan tersebut dibagi kedalam empat tahapan kegiatan sebagai berikut :
1. Tahap
ke satu tanggal 27 s/d tanggal 29 Agustus 2012 membersihkan ruang kelas
masing-masing dan lingkungan sekolah.
2. Tahap ke dua tanggal 30 Agustuss/d tanggal 1
September 2012 penanaman tanaman hias dalam pot bunga yang di simpan di depan
kelasnya masing-masing.
3. Tahap
ke tiga tanggal 3 s/d tanggal 5
September 2012 penanaman tanaman apotik
hidup oleh kelas X dengan jumlah 277 orang siswa, penanaman warung hidup oleh kelas XI dengan jumlah 281 orang siswa,
penanaman pohon rindang oleh kelas XII dengan jumlah 255 orang siswa
ditempat-tempat yang telah disediakan dilingkungan sekolah.
4. Tahap ke empat tanggal 6 September 2012
monitoring dan evaluasi oleh kepala sekolah dan pengawas.
c) Monitoring dan Evaluasi
Setiap kegiatan yang telah
dilaksanakan akan diakhiri dengan monitoting dan evaluasi, adapun monitoring
dan evaluasinya dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas waktu pelaksanaan
monev dilaksanakan pada tahap ke empat hari kamis tanggal 6 September 2012. Dengan
hasil,penulis sudahmemahami tentang penataan lingkungan sekolah sehat, dengan
adanya perbedaan sebelum dan sesudah melakukan rencana tindak kepemimpinan
tentang penataan sekolah sehat. Namun belum secara maksimal dalam menata
lingkungan sekokah yang bersih dan sehat, tertatanya lingkungan sekolah yang
rapih dan teratur serta tercapainya kebiasaan hidup sehat dilingkungan sekolah
yang dilakukan oleh seluruh warga SMA Negeri Jatinangor sesuai harapan.
d) Refleksi
Setelah melalukan kegiatan rencana
tindak kepemimpinan di SMA Negeri Jatinangor, dengan judul Upaya Meningkatkan
Kompetensi Kewirausahaan Melalui Kerja Keras dalam Penataan Lingkungan Sekolah.Ternyata,masih
terdapat kelemahan-kelemahan yang diperoleh dari hasil monitoring dan evaluasi,
yaitu masih ada sebagian kecil ruang belajar yang kurang bersih, belum tertata dengan rapih,
cara kerja siswa belum menunjukkan adanya kerjasama yang baik, dan masih ada
guru yang belum memberikan keteladanan dalam kebersihan, kurangnya alat-alat
kebersihan yang digunakan, pemeliharaan tetap harus dilakukan secara rutin oleh
seluruh warga sekolah.
Mencermati hasil monitoring dan evaluasi
serta masukan-masukan yang diberikan kepala sekolah dan pengawas,ternyata sangat
membantu dan memberikan ide baru terhadap penulis unuk meningkatkan kembali
rencana tindak kepemimpinan berikutnya. Tahapan-tahapan atau langkah-langkah
yang telah dilakukan namun masih belum berhasil dengan baik,maka penulis akan berupaya
untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dengan terlebih dahulu mengkonsultasikan
kembali perencanaan dan langkah-langkah perbaikannya,yang
dirasakan dalam kegiatan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK) di SMA Negeri Jatinangor
masih kurang.
Adapun rencana perbaikannya akan
dilakukan di sekolah magang dengan terlebih dahulu menawarkan program sekolah
shat terhadap kepala sekolah SMA Negeri Cimanggung, dengan diawali pengajuan
rencana program yang akan diterapkan di SMA Negeri Cimanggung. Setelah di
sepakati dan di setujui maka penulis akan melaksanakan perbaikan Rencana Tindak
Kepemimpinan di sekolah magang.
e) Hasil
Adapun
hasil yang dicapai adalah meningkatnya kompetensi kewirausahaan penulis sebagai
calon kepala sekolah, tertatanya lingkungan sekolah yang rapi, bersih dan
sehat. Meningkatnya pemahaman dalam penataan lingkungan sekolah melalui
kerjakeras, terciptanya lingkungan sekolah
sehat. Dalam hal menata lingkungan sekokah sehat memerlukan skill atau keahlian khusus yang
harus dimiliki calon kepala sekolah, diketahui
setelah melakukan rencana tindak kepemimpinan tentang penataan
lingkungan sekolah sehat.
B.
Peningkatan Penyelenggaraan Pendidikan Melalui
Pembelajaran yang Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, dan Menantang Sesuai dengan
RPP Sosiologi dan Mata Pelajaran lain yang Disusunnya di SMA Negeri Jatinangor.
1. Deskripsi
Hasil EDS
Setelah mempelajari Evaluasi Diri Sekolah
(EDS) SMA Negeri Jatinangor Kabupaten
Sumedang, dari delapan SNP yang telah ditentukan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, ternyata pada dasarnya telah memenuhi Standar Nasional
Pendidikan. Namun, masih ada kelemahan dalam standar proses mengenai
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,
dan menantang masih kurang sesuai dengan
RPP yang disusunnya. Apabila diprosentasekan 40% guru belum memahami dalam membuat RPP yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang, sehingga dalam proses
pembelajaran kurang memperlihatkan adanya proses pembelajaran interaktif.
Untuk meningkatkan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran tersebut penulis mencoba membuat rencana tindak
kepemimpinan melalui IHT pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang sesuai dengan RPP yang
disusunnya untuk guru mata pelajaran
sosiologi pada khususnya dan guru mata pelajaran lain pada umumnya di SMA Negeri Jatinangor.
2. Pelaksanaan
RTK 1
Tahapan
Pelaksanaan Peningkatan Penyelenggaraan Pendidikan Melalui Pembelajaran yang
Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, dan Menantang Sesuai dengan RPP Sosiologi
dan Mata Pelajaran Lain yang Disusunnya di SMA Negeri Jatinangor.
a) Persiapan
Pada tahap persiapan tindak
kepemimpinan, penulis melakukan konsultasi, diskusi dan menjelaskan EDS SMA
Negeri Jatinangor yang telah dipelajari
secara seksama kepada kepala sekolah. Berdasarkan hasil konsultasi, diperoleh
rekomendasi untuk melakukan kegiatan IHT, dengan terlebih dahulu menyusun
rencana program, sebagai berikut:
1) Menentukan
waktu dan tempat pelaksanaan IHT
In House Training
(IHT) Peningkatan Penyelenggaraan Pendidikan Melalui Pembelajaran yang Interaktif
dilaksanakan selama 2 hari, yaitu pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 7 - 8 September 2012 di SMA Negeri Jatinangor.
2) Jumlah
peserta
Kegiatan in
house training diikuti 60 orang guru.
3) Anggaran
Anggaran pembiayaan diambil dari dana komite
sekolah.
4) Pemateri
a. Dinas
Pendidikan Kabupaten Sumedang
b. Pengawas
sekolah
c. Narasumber
(Fasilitator, Tim Pengembang Sekolah).
5) Sasaran
kegiatan
Semua guru SMA Negeri Jatinangor kabupaten Sumedang.
6) Tujuan
Tercapaianya pembuatan perangkat
pembelajaran (RPP Interaktif) oleh semua guru.
b) Pelaksanaan
Kegiatan IHT dilaksanakan selama 2 hari dengan
jadwal sebagai berikut:
No.
|
Waktu
Jumat, 7 Sep 2012
|
Materi
|
Petugas
|
1.
|
07.00 – 07.30
|
Pengisian daftar
hadir
|
TU Urusan
Kepegawaian
|
2
|
07.30 – 07.45
|
Pembukaan
|
TPS
|
3
|
07.45 – 08.15
|
Sambutan dan Pengarahan
|
Kepala Sekolah
|
4
|
08.15 – 09.45
|
Pengarahanumum
|
Pengawas Sekolah
|
5
|
09.45 – 10.00
|
Break
|
|
6
|
10.00 – 11.30
|
Penjelasan
teknis
|
TPS, Narasumber
|
7
|
11.30 – 13.00
|
ISOMA
|
|
8
|
13.00 – 15.00
|
Latihan
pembuatan RPP Interaktif
|
TPS, Narasumber
|
No.
|
Waktu
Sabtu,
8 September 2012
|
Materi
|
Petugas
|
1
|
07.30 – 09.30
|
Pendampingan pembuatan RPP Interaktif
|
TPS, Ns
|
2
|
09.30 – 09.45
|
Break
|
|
3
|
09.45 – 10.45
|
Pendampingan
pembutan RPP Interaktif
|
TPS, Ns
|
4
|
10.45 – 12.00
|
Menampilkan
Hasil Pembuatan RPP Interaktif
|
Peserta
|
5
|
12.00 – 13.00
|
ISOMA
|
|
6
|
13.00 – 14.30
|
Diskusi/Pleno
|
TPS
|
7
|
14.30 – 15.00
|
Penutupan
|
Wakasek Humas
|
c) Monitoring
dan Evaluasi
Pada
tahap monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan kepemimpinan (RTK1),mengenaipelaksanaan
peningkatan penyelenggaraan pendidikan melalui pembelajaran yang interaktif,
inspitarif, menyenangkan dan menantang
sesuai dengan RPP yang disusunnya, melalui program IHT yang diikuti
semua guru SMA Negeri Jatinangor ternyata berjalan dengan baik. Namun, masih
ada guru yang kurang aktif dalam melakukan pelatihan dan pembimbingan serta
masih kurang memahami RPP yang
interaktif.
d) Refleksi
Setelah melakukan rencana tindak
kepemimpinan (RTK1), maka diperoleh kelebihan dan kekurangan dari hasil
pelaksanaan IHT. Adapun kelebihan yang diperoleh yaitu pelaksanaan berjalan
dengan baik, semua guru sebagai peserta mengikuti kegiatan secara tuntas dan
antusias, semua peserta hadir tepat
waktu, adanya RPP hasil IHT, sedangkan kekurangannya yaitu masih ada
guru, peserta IHT yangkurang aktif dalam melakukan latihan dan pembimbingan serta
masih kurang memahami RPP yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang. Dengan demikian, purlu diadakan pembimbingan bagi
guru yang masih kurang aktif dan kurang memahami pembuatan RPP yang intraktif tersebut secara periodik.
e) Hasil
Berdasarkan
analisis hasil pelaksanaan IHT yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan
kepemimpinan (RTK1), mengenai peningkatan
penyelenggaraan pendidikan melalui pembelajaran interaktif, inspiratif,
menyenangkan, dan menantang sesuai dengan RPP yang dibuatnya, diperoleh hasil sebagai
berikut: (1) meningkatnya pemahaman guru-guru dalam pembuatan RPP yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang, dan (2) adanya perangkat
pembelajaran interaktif dari hasil kegiatan IHT guru sosiologi dan guru mata
pelajaran lainnya.
3. Pelaksanaan
RTK 2
Tahapan
Pelaksanaan Peningkatan Penyelenggaraan Pendidikan Melalui Pembelajaran Interaktif,
Inspiratif, Menyenangkan, dan Menantang Sesuai dengan RPP Sosiologi dan Mata
Pelajaran lain yang Disusunnya di SMA Negeri Jatinangor
a) Persiapan
Berdasarkan
hasil tindak kepemimpinan pada (RTK1)diperoleh bahwa masih ada guru sebagai
peserta IHT yang kurang aktif dalam
melakukan pelatihan dan pembimbingan serta masih kurang memahami RPP yang interaktif, inspiratif, dan
menantang. Untuk itu, perlu diadakan rencana tindak kepemimpinan (RTK2) bagi
guru yang masih kurang aktif dan kurang memahami pembuatan RPP yang interaktif tersebut secara periodik,
dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan kepala sekolah, menghubungi dan meminta
kembali guru-guru yang masih kurang aktif dan kurang memahami cara pembuatan
RPP yang interaktif sesuai dengan yang disusunnya, serta meminta bantuan kepada
tim pengembang sekolah untuk memberikan pembimbingan bersama penulis.
b) Pelaksanaan
Pada pelaksanaan tindak
kepemimpinan (RTK2) yaitu melakukan pembimbingan secara berkala terhadap
guru-guru yang masih kurang
aktif dan kurang memahami cara pembuatan RPP yang interaktif sesuai dengan yang
disusunnya. Pelatihan dan pembimbingan dilakukan sebanyak enam kali pertemuan
di bawah bimbingan tim pengembang sekolah dan penulis. Pelaksanaanya dilakukan
setelah pulang sekolah selama satu jam setengah (90 menit).
c)
Monitoring dan evaluasi (RTK2)
Pada
tahap monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan kepemimpinan (RTK2) yang
dilakukan guru-guru dalam pelatihan dan pembimbingan sebanyak enam kali
pertemuan berjalan sesuai harapan, setelah adanya pemantauan dan penilaian
terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan yang dilakuka tim pengembang sekolah
dan penulis. Hal ini terbukti adanya peningkatan pemahaman guru yang kurang
aktif menjadi lebih aktif dan mampu serta memahamai cara membuat RPP interaktif
sesuai dengan yang disusunnya.
d) Refleksi
Setelah melakukan rencana tindak
kepemimpinan (RTK2) melalui pembimbingan dan pelatihan sebanyak enam kali, makaguru-guru tersebut memiliki kelebihan dalam
memahamai cara pembuatan RPP yang
interaktif dibandingkan dengan sebelumnya. Sehingga kompetensi yang dimiliki
sesuai dengan kompetensi guru lainnya yang mampu mendorong tercapainya proses
pmbelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan KKM mata pelajaran yang
diampunya.
e) Hasil
Berdasarkan
analisis hasil pelaksanaan pembimbingan setelah dilaksanakan tindak
kepemimpinan melalui latihan secara periodik sebanyak enam kalipertemuan dalam
waktu satu jam setengah (90 menit) tiap harinya maka dipoeroleh hasil: (1) meningkatnya pemahaman guru-guru dalam pembuatan RPP yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang, (2) adanya perangkat
pembelajaran interaktif dari hasil kegiatan IHT guru sosiologi dan guru mata
pelajaran lainnya, (3) adanya sikap saling membantu dan memberi pengalaman
dalam peningkatan mutu pendidikan, dan (4) meningkatnya motivasi guru dalam
proses pembelajaran yang nantinya akan berpengaruh terhadap peningktan KKM dan
mutu pendidikan di SMA Negeri Jatinangor.
sangat membantu saya trim's !!!!
BalasHapusluarbiasa pa
BalasHapusluarbiasa sangatmembantu trim
BalasHapushatur nuhun kang
BalasHapus