Jumat, 26 April 2013

BAB III


 BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN

A.     Upaya Meningkatkan Kompetensi Kewirausahaan Melalui Kerja Keras dalam Penataan Lingkungan Sekolah.
 1.     Deskripsi Hasil AKPK
Setelah penulis mengisikan jawaban hasil tes, dari beberapa pertanyaan yang diajukan mengenai kompetensi kepemimpinan, digambarkan dengan grafik individu,dan kesimpulan hasil pemetaan calon kepala sekolahdari lima kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah diperoleh nilai yang paling lemah dalamAnalisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK),terdapat pada kompetensi kewirausahaan yang disimpulkan bahwa penulis memiliki pengalaman dalam meningkatkan keingintahuan warga sekolah dalam pengetahuan dan keterampilan melalui kerja keras dan semangat pantang menyerah yang cukup.
Untuk meningkatkan kompetensitersebut di atas, penulis melakukan upaya  peningkatkan kompetensi kewirausahaan melalui kerja keras dalam penataan lingkungan sekolah. Kondisi nyata lingkungan sekolah di SMA Negeri Jatinangor belum tertata dengan baik, dibuktikan dengan masih belum teraturnya lingkungan yang bersih, rapih, aman dan nyaman.
Lingkungan sekolah yang terkesan belum tertata dengan rapih nampaknya membawa pengaruh terhadap kesehatan warga sekolah,seperti ruangan kelas yang kotor, halaman yang tidak bersih dan sejuk, belum rindangnya lingkungan sekolah, saran/ prasarana yang belum memadai (alat-alat kebersihan, tempat pembuangan sampah dan air bersih yang tidak cukup), keamanan sekolah yang belum tertib semuanya perlu dilakukan penataan oleh seluruh warga sekolah melalui kerja keras serta lokasi SMA Negeri Jatinangor  berada di tengah lingkungan masyarakat yang kurang mendukung karena latarbelakang tertentu sehingga menambah ketidaknyamanan warga sekolah.

2.     Tahapan Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan MelaluiKerja Keras dalam Penataan Lingkungan Sekolah.
 a)  Persiapan
Pada tahap persiapan langkah pertama yang dilakukan penulis adalah menghubungi kepala sekolah untuk konsultasi dan diskusi tentang penataan lingkungan sekolah sehat. Setelah mendapatkan persetujuan  dan respon positif dari kepala sekolah eselanjutnya melakukan sosialisasi mengenai sekolah sehat terhadap warga sekolah, membuat rencana program sekolah sehat, dan melaksanakan program sekolah sehat sesuai dengan rencana tindak kepemimpinan yang sudah disetujui oleh pembimbing dari LP2KS, dan terakhir dilakukan monitoring dan evaluasi sekolah sehat.
b)  Pelaksanaan
Kegiatan tindak kepemimpinan yang dilakukan penulis dalam menata lingkungan sekolah sehat, dilaksanakan setiap hari kecuali hari libur selama sepuluh hari sebelum masuk kelas yang dimulai dari tanggal27  Agustus s/dtanggal 6 September 2012 dengan terlebih dahulu diberi pengarahan yang  diikuti seluruh warga sekolah dengan jumlah 813  siswa, 24 guru sebagai wali kelas masing-masing, wakasek, komite dan kepala sekolah sebagai pemantau. Pelaksanaan kegiatan tersebut dibagi kedalam empat tahapan kegiatan sebagai berikut :
1.    Tahap ke satu tanggal 27 s/d tanggal 29 Agustus 2012 membersihkan ruang kelas masing-masing dan lingkungan sekolah.
2.     Tahap ke dua tanggal 30 Agustuss/d tanggal 1 September 2012 penanaman tanaman hias dalam pot bunga yang di simpan di depan kelasnya masing-masing.
3.    Tahap ke tiga tanggal  3 s/d tanggal 5 September 2012  penanaman tanaman apotik hidup oleh kelas X dengan jumlah 277 orang siswa, penanaman warung hidup oleh  kelas XI dengan jumlah 281 orang siswa, penanaman pohon rindang oleh kelas XII dengan jumlah 255 orang siswa ditempat-tempat yang telah disediakan dilingkungan  sekolah.
4.     Tahap ke empat tanggal 6 September 2012 monitoring dan evaluasi oleh kepala sekolah dan pengawas.
c) Monitoring dan Evaluasi
Setiap kegiatan yang telah dilaksanakan akan diakhiri dengan monitoting dan evaluasi, adapun monitoring dan evaluasinya dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas waktu pelaksanaan monev dilaksanakan pada tahap ke empat hari kamis tanggal 6 September 2012. Dengan hasil,penulis sudahmemahami tentang penataan lingkungan sekolah sehat, dengan adanya perbedaan sebelum dan sesudah melakukan rencana tindak kepemimpinan tentang penataan sekolah sehat. Namun belum secara maksimal dalam menata lingkungan sekokah yang bersih dan sehat, tertatanya lingkungan sekolah yang rapih dan teratur serta tercapainya kebiasaan hidup sehat dilingkungan sekolah yang dilakukan oleh seluruh warga SMA Negeri Jatinangor sesuai harapan.
d)  Refleksi
Setelah melalukan kegiatan rencana tindak kepemimpinan di SMA Negeri Jatinangor, dengan judul Upaya Meningkatkan Kompetensi Kewirausahaan Melalui Kerja Keras dalam Penataan Lingkungan Sekolah.Ternyata,masih terdapat kelemahan-kelemahan yang diperoleh dari hasil monitoring dan evaluasi, yaitu masih ada sebagian kecil ruang belajar  yang kurang bersih, belum tertata dengan rapih, cara kerja siswa belum menunjukkan adanya kerjasama yang baik, dan masih ada guru yang belum memberikan keteladanan dalam kebersihan, kurangnya alat-alat kebersihan yang digunakan, pemeliharaan tetap harus dilakukan secara rutin oleh seluruh warga sekolah.
Mencermati hasil monitoring dan evaluasi serta masukan-masukan yang diberikan kepala sekolah dan pengawas,ternyata sangat membantu dan memberikan ide baru terhadap penulis unuk meningkatkan kembali rencana tindak kepemimpinan berikutnya. Tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang telah dilakukan namun masih belum berhasil dengan baik,maka penulis akan berupaya untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dengan terlebih dahulu mengkonsultasikan kembali  perencanaan dan langkah-langkah perbaikannya,yang dirasakan dalam kegiatan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK) di SMA Negeri Jatinangor masih kurang.
Adapun rencana perbaikannya akan dilakukan di sekolah magang dengan terlebih dahulu menawarkan program sekolah shat terhadap kepala sekolah SMA Negeri Cimanggung, dengan diawali pengajuan rencana program yang akan diterapkan di SMA Negeri Cimanggung. Setelah di sepakati dan di setujui maka penulis akan melaksanakan perbaikan Rencana Tindak Kepemimpinan di sekolah magang.
e)  Hasil
            Adapun hasil yang dicapai adalah meningkatnya kompetensi kewirausahaan penulis sebagai calon kepala sekolah, tertatanya lingkungan sekolah yang rapi, bersih dan sehat. Meningkatnya pemahaman dalam penataan lingkungan sekolah melalui kerjakeras, terciptanya  lingkungan sekolah sehat. Dalam hal menata lingkungan sekokah sehat  memerlukan skill atau keahlian khusus yang harus dimiliki calon kepala sekolah, diketahui  setelah melakukan rencana tindak kepemimpinan tentang penataan lingkungan sekolah sehat.
B.     Peningkatan Penyelenggaraan Pendidikan Melalui Pembelajaran yang Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, dan Menantang Sesuai dengan RPP Sosiologi dan Mata Pelajaran lain yang Disusunnya di SMA Negeri Jatinangor.
  1.     Deskripsi Hasil EDS
Setelah mempelajari Evaluasi Diri Sekolah (EDS) SMA Negeri Jatinangor  Kabupaten Sumedang, dari delapan SNP yang telah ditentukan berdasarkan Peraturan Pemerintah  No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, ternyata pada dasarnya telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Namun, masih ada kelemahan dalam standar proses mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang masih  kurang sesuai dengan RPP yang disusunnya. Apabila diprosentasekan 40%  guru belum memahami dalam membuat RPP yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang, sehingga dalam proses pembelajaran kurang memperlihatkan adanya proses pembelajaran  interaktif.
Untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut penulis mencoba membuat rencana tindak kepemimpinan melalui IHT pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan  dan menantang sesuai dengan RPP yang disusunnya untuk  guru mata pelajaran sosiologi pada khususnya dan guru mata pelajaran lain pada umumnya  di SMA Negeri Jatinangor.
 2.     Pelaksanaan RTK 1
Tahapan Pelaksanaan Peningkatan Penyelenggaraan Pendidikan Melalui Pembelajaran yang Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, dan Menantang Sesuai dengan RPP Sosiologi dan Mata Pelajaran Lain yang Disusunnya di SMA Negeri Jatinangor.
 a)  Persiapan
Pada tahap persiapan tindak kepemimpinan, penulis melakukan konsultasi, diskusi dan menjelaskan EDS SMA Negeri Jatinangor  yang telah dipelajari secara seksama kepada kepala sekolah. Berdasarkan hasil konsultasi, diperoleh rekomendasi untuk melakukan kegiatan IHT, dengan terlebih dahulu menyusun rencana program, sebagai berikut: 
1)    Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan IHT
In House Training (IHT) Peningkatan Penyelenggaraan Pendidikan Melalui Pembelajaran yang Interaktif dilaksanakan selama 2 hari, yaitu pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 7 -  8 September 2012 di SMA Negeri Jatinangor.
2)    Jumlah peserta
Kegiatan in house training diikuti 60 orang guru.
3)    Anggaran
Anggaran pembiayaan diambil dari dana komite sekolah.
4)    Pemateri
a.   Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang
b.   Pengawas sekolah
c.   Narasumber (Fasilitator, Tim Pengembang Sekolah).
5)    Sasaran kegiatan
Semua guru SMA Negeri Jatinangor kabupaten Sumedang.
6)    Tujuan
Tercapaianya pembuatan perangkat pembelajaran (RPP Interaktif) oleh semua guru.
b)  Pelaksanaan
Kegiatan IHT dilaksanakan selama 2 hari dengan jadwal sebagai berikut:

 No.
Waktu
Jumat, 7 Sep 2012
Materi
Petugas
1.
07.00 – 07.30
Pengisian daftar hadir
TU Urusan Kepegawaian
2
07.30 – 07.45
Pembukaan
TPS
3
07.45 – 08.15
Sambutan dan Pengarahan
Kepala Sekolah
4
08.15 – 09.45
Pengarahanumum
Pengawas Sekolah
5
09.45 – 10.00
Break

6
10.00 – 11.30
Penjelasan teknis
TPS, Narasumber
7
11.30 – 13.00
ISOMA

8
13.00 – 15.00
Latihan pembuatan RPP Interaktif
TPS, Narasumber

 No.
Waktu
Sabtu, 8 September  2012
Materi
Petugas
1
07.30 – 09.30
Pendampingan  pembuatan RPP Interaktif
TPS, Ns
2
09.30 – 09.45
Break

3
09.45 – 10.45
Pendampingan pembutan RPP Interaktif
TPS, Ns
4
10.4512.00
Menampilkan Hasil Pembuatan RPP Interaktif
Peserta
5
12.00 – 13.00
ISOMA

6
13.00 – 14.30
Diskusi/Pleno
TPS
7
14.30 – 15.00
Penutupan
Wakasek Humas
c)   Monitoring dan Evaluasi
Pada tahap monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan kepemimpinan (RTK1),mengenaipelaksanaan peningkatan penyelenggaraan pendidikan melalui pembelajaran yang interaktif, inspitarif, menyenangkan dan menantang  sesuai dengan RPP yang disusunnya, melalui program IHT yang diikuti semua guru SMA Negeri Jatinangor ternyata berjalan dengan baik. Namun, masih ada guru yang kurang aktif dalam melakukan pelatihan dan pembimbingan serta masih kurang memahami  RPP yang interaktif. 
d)  Refleksi
Setelah melakukan rencana tindak kepemimpinan (RTK1), maka diperoleh kelebihan dan kekurangan dari hasil pelaksanaan IHT. Adapun kelebihan yang diperoleh yaitu pelaksanaan berjalan dengan baik, semua guru sebagai peserta mengikuti kegiatan secara tuntas dan antusias, semua peserta hadir tepat  waktu, adanya RPP hasil IHT, sedangkan kekurangannya yaitu masih ada guru, peserta IHT yangkurang aktif dalam melakukan latihan dan pembimbingan serta masih kurang memahami  RPP yang interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang. Dengan  demikian, purlu diadakan pembimbingan bagi guru yang masih kurang aktif dan kurang memahami pembuatan  RPP yang intraktif tersebut secara periodik.
e)  Hasil
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan IHT yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kepemimpinan (RTK1), mengenai peningkatan penyelenggaraan pendidikan melalui pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang sesuai dengan RPP yang dibuatnya, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) meningkatnya pemahaman guru-guru dalam pembuatan RPP yang interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang, dan (2) adanya perangkat pembelajaran interaktif dari hasil kegiatan IHT guru sosiologi dan guru mata pelajaran lainnya.
3.     Pelaksanaan RTK 2
Tahapan Pelaksanaan Peningkatan Penyelenggaraan Pendidikan Melalui Pembelajaran Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, dan Menantang Sesuai dengan RPP Sosiologi dan Mata Pelajaran lain yang Disusunnya di SMA Negeri Jatinangor
 a)  Persiapan
Berdasarkan hasil tindak kepemimpinan pada (RTK1)diperoleh bahwa masih ada guru sebagai peserta IHT yang  kurang aktif dalam melakukan pelatihan dan pembimbingan serta masih kurang memahami  RPP yang interaktif, inspiratif, dan menantang. Untuk itu, perlu diadakan rencana tindak kepemimpinan (RTK2) bagi guru yang masih kurang aktif dan kurang memahami pembuatan  RPP yang interaktif tersebut secara periodik, dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan kepala sekolah, menghubungi dan meminta kembali guru-guru yang masih kurang aktif dan kurang memahami cara pembuatan RPP yang interaktif sesuai dengan yang disusunnya, serta meminta bantuan kepada tim pengembang sekolah untuk memberikan pembimbingan bersama penulis.
b)  Pelaksanaan
Pada pelaksanaan tindak kepemimpinan (RTK2) yaitu melakukan pembimbingan secara berkala terhadap guru-guru yang masih kurang aktif dan kurang memahami cara pembuatan RPP yang interaktif sesuai dengan yang disusunnya. Pelatihan dan pembimbingan dilakukan sebanyak enam kali pertemuan di bawah bimbingan tim pengembang sekolah dan penulis. Pelaksanaanya dilakukan setelah pulang sekolah selama satu jam setengah (90 menit).
c)   Monitoring dan evaluasi (RTK2)
Pada tahap monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan kepemimpinan (RTK2) yang dilakukan guru-guru dalam pelatihan dan pembimbingan sebanyak enam kali pertemuan berjalan sesuai harapan, setelah adanya pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembimbingan yang dilakuka tim pengembang sekolah dan penulis. Hal ini terbukti adanya peningkatan pemahaman guru yang kurang aktif menjadi lebih aktif dan mampu serta memahamai cara membuat RPP interaktif sesuai dengan yang disusunnya.
d)  Refleksi
Setelah melakukan rencana tindak kepemimpinan (RTK2) melalui pembimbingan dan pelatihan sebanyak enam kali, makaguru-guru tersebut memiliki kelebihan dalam memahamai  cara pembuatan RPP yang interaktif dibandingkan dengan sebelumnya. Sehingga kompetensi yang dimiliki sesuai dengan kompetensi guru lainnya yang mampu mendorong tercapainya proses pmbelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan KKM mata pelajaran yang diampunya.
e)  Hasil
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan setelah dilaksanakan tindak kepemimpinan melalui latihan secara periodik sebanyak enam kalipertemuan dalam waktu satu jam setengah (90 menit) tiap harinya maka dipoeroleh hasil: (1) meningkatnya pemahaman guru-guru dalam pembuatan RPP yang interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang, (2) adanya perangkat pembelajaran interaktif dari hasil kegiatan IHT guru sosiologi dan guru mata pelajaran lainnya, (3) adanya sikap saling membantu dan memberi pengalaman dalam peningkatan mutu pendidikan, dan (4) meningkatnya motivasi guru dalam proses pembelajaran yang nantinya akan berpengaruh terhadap peningktan KKM dan mutu pendidikan di SMA Negeri Jatinangor.

4 komentar :